Nama
: Rahayu Wilujeng
NIM : 4815131270
Kelas
: Pendidikan Sosiologi A
Angkatan : 2013
Kebudayaan Adalah Masalah Remeh-temeh Kehidupan
Sehari-hari
Menurut Raymond Williams, budaya mengacu kepada suatu proses umum
perkembangan intelektual, spiritual, dan estetika. Williams mengembangkan suatu
pemahaman yang menekankan karakter keseharian kebudayaan sebagai ‘keseluruhan
cara hidup’. Rumusan ini mengacu pada perkembangan kebudayaan Eropa (Barat)
yang menonjolkan faktor kreativitas para pemikir, filsuf, seniman, dan
tokoh-tokoh besar lainnya. Budaya merujuk pada karya dan praktik intelektual,
terutama aktivitas artistik. Bagi Williams, kebudayaan terdiri dari dua aspek
yakni makna dan tujuan yang telah diketahui dan pengamatan dan makna baru yang
ditawarkan dan diuji. Kebudayaan pada hakikatnya bersifat tradisional dan
kreatif. Makna kebudayaan itu sendiri terbagi menjadi dua logika, secara umum
kebudayaan berarti sebagai keseluruhan cara hidup dan secara khusus kebudayaan
berarti sebagai seni dan pembelajaran. Kebudayaan itu adalah hal-hal biasa yang
ditemukan dalam keseharian di semua masyarakat dan di setiap pikiran.
(Williams, 1989:4).
Kebudayaan itu seni sekaligus nilai dan norma dari benda simbolis
kehidupan sehari-hari. Sementara kebudayaan terkait dengan tradisi dan
reproduksi sosial, yang juga merupakan wujud kreativitas dan perubahan. Wujud
kebudayaan itu terbagi menjadi tiga:
·
Wujud Gagasan (Ideal)
Wujud gagasan ini adalah wujud kebudayaan yang
bersifat abstrak, dia tidak dapat diraba ataupun disentuh. Wujud ini adanya di
dalam kepala kita atau dalam alam pikiran kita. Dia bisa berupa ide-ide,
gagasan, nilai-nilai, norma-norma, konvensi, peraturan-peraturan, dan lain
sebagainya. Sebagai contoh dari wujud gagasan ini adalah konsep seni dan
keindahan yang ada di dalam suatu lingkungan masyarakat dan budaya tertentu,
untuk masyarakat dan budaya Jepang mungkin yang banyak kita kenal adalah konsep
keindahan wabi dansabi. Untuk yang tergolong ke dalam budaya populer
mungkin konsep keindahan kawaii.
·
Wujud Aktivitas (Tindakan)
Wujud Aktivitas atau Tindakan adalah wujud kebudayaan
yang berupa tindakan yang berpola dari manusia di dalam suatu masyarakat.
Sering juga wujud ini dikatakan sebagai sistem sosial. Wujud ini terjadi karena
interaksi manusia dengan manusia lainnya ataupun juga dengan lingkungannya.
Sifatnya konkret dan dapat diamati ataupun didokumentasikan.
·
Wujud Artefak (Karya)
Wujud Artefak atau karya adalah wujud kebudayaan yang
paling mudah untuk dilihat, diraba, disentuh, dicari, dan dinikmati. Wujud ini
merupakan hasil dari aktivitas atau kegiatan manusia dalam masyarakat sebagai
upaya untuk menjalani kehidupan, berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud yang ada. Sebagai contohnya,
apabila kita melakukan tindakan berupa makan, tentunya ada pola-pola tindakan
yang dilakukan, supaya pola-pola tindakan tersebut dapat dengan mudah dilakukan
maka terciptalah alat atau artefak tersebut, seperti sendok untuk mempermudah
kita mengantarkan makanan ke dalam mulut.
Dengan menggunakan pendekatan Antropologis konsep kebudayaan merujuk
pada makna kehidupan manusia sehari-hari yang didalamnya tetrdapat gagasan
abstrak yang telah diuraikan sebelumnya. Makna inipun tidak dibangun secara
individual melaikan secara kolektif yang mengacu pada pemaknaan kehidupan
bersama. Lebih jauh lagi dari perspeltif antropologis,kebudayaan menawarkan
permulaan yang kritis dan demokratis dan
memisahkan pengertian konsep seni,kebudayaan pop dan analisis dari kritis
terhadap praktik kehidupan sehari-hari.
Didalam narasi tentang imu kebudayaan oleh tiga tokoh kebudayaan
penting yakni Richard Hoggarts, Edward Thompson dan Raymon Williams dianggap
telah memberikan paham menganai kebudayaan yang disebut kulturalisme.Meski
terdapat perbedaan definisi antar ketiganya, namun penekanan atas kelaziman
kebudayaan dan kemampuan masyarakat yang aktif dan kreatif untuk mengkonstruksi
praktik-praktik bermakna. Dalam kasus William dan Thompson, terdapat juga titik
temu dengan Marxisme yang berpandangan bahwa manusia menciptakan sejarahnya
sendiri namun mereka tidak melakukan hal itu sesuka hatinya melainkan
menciptakan sejarahnya berdasarkan kondisi yang bisa mereka pilih sendiri namun
dengan kondisi yang telah diwariskan.
Dalam buku The Users of Literacy, Hoggarts mengemukakan pendapatnya yang
simpatik, humanis dan terperinci atas kebudayaan kelas pekerja di Inggris.Ia
menyatakan bahwa kelas pekerja sarat dengan nostalgia autensitas dimana pada
saat waktu senggang para pekerja ini mendengarkan lagu-lagu bernuansa pop
sebagaimana perkembangan “kebudayaan komersil” dari kawasan kumuh Amerika.
Thompson dan Williams memahami kebudayaan sebagai sesuatu yang biasa
sijalani, meskipun mereka juga menaruh kebudayaan ini pada perhatiannya melihat
kondisi sosio-ekonomis. Bagi Thompson, kelas adalah fenomena historis yang
dibentuk dan diciptakan oleh orang-orang yang merupakan serangkaian relasi
sosial dan pengalaman. Thompson pun menekankan peran aktif dan kreatif kelas
pekerja inggris dalam menciptakan diri mereka (meskipun tidak berdasarkan
kondisi-kondisi yang mereke ciptakan sendiri) dan berusaha menempatkan
pengalaman kelas pekerja dalam pemahaman historis. Bagi Williams, Kebudayaan
sebagai makna dan nilai sehari-hari adalah bagian dari keseluruhan
ekspresi relasi sosial. Jadi teori
kebudayaan yang dikemukakan ini mengandung studi tentang hubungan antarelemen
keseluruhan hidup. Dalam bukunya, Raymond Williams menyatakan tiga level
kebudayaan yakni :
1) Kebudayaan yang hidup pada ruang dan
waktu tertentu, yang hanya dapat diakses sepenuhnya oleh mereka yang hidup
dalam ruang dan waktu tersebut.
2) Kebudayaan yang terekam dengan segala
macamnya, dari seni sampai dengan fakta-fakta paling remeh dalam kehidupan
sehari-hari
3) Faktor yang mengaitkan kebidayaan yang
dihidupi dengan suatu periode kebudayaan, kebudayaan tradisi selektif.
Bagi Williams, Analisis kultural
bertujuan untuk mengekspolrasi dan menganalisis kebudayaan yang terekam pada
ruang dan waktu tertentu dalam rangka memadukan lagi struktur perasaan atau
nilai dan pandangan hidup saat itu sambil terus menafsirkannya secara selektif.
Lebih jauh lagi, Wlliams menyatakan
bahwa kebudayaan yang dapat dipahami melalui representasi dan praktik
kebudayaan sehari-hari yang mana ia sebut materialisme kultural, yang meliputi
analisisdan semua bentuk signifikansi.
Raymond Williams mengusulkan agar kebudayaan perlu dieksplorasi dari
sudut:
·
Institusi-istitusi
produksi astistik dan kultural, misalnya bentuk-bentuk kerajianan atau pasar
·
Bentuk
atau mazhab; gerakan dan faksi produksi kultural
·
Cara
produksi, termausk hubungan antara sarana material produksi kultural dengan
bentuk-bentuk kultural yang dihasilkan
·
Identifikasi
dan bentuk kebudayaan, termasuk spesifitias produk kultural, tujuan estetisnya
dan bentuk-bentuk tertentu yang membentuk dan mengekspresikan warna
·
Reproduksi,
dalam konteks ruang dan waktu, dari suatu tradisi selektif makna dan praktik
yang melibatkan tatanan sosial dan perubahan sosial
·
Organisasi
‘tradisi selektif’ berdasarkan sistem signifikasi yang disadari dan diakui
Strategi yang diterapkan pada musik kontemporer lengkap dengan citra
dan praktik-praktik yang ada didalamnya, misalnya dalam musik Hip-hop yang
merupakan produksi dari studi rekaman dan memiliki relasi sosial kapitalis yang
menjadi sandaran aliran musik tersebut. Hip-hop merupakan contoh jenis musik
yang mengandung nilai-nilai dalam kebudayaan Afro-Amerika yang berarti bermakna
‘Anak muda Amerika yang keturunan Afrika.
Secara ringkas, kebudayaan menurut Wiliams dibentuk oleh makna dan
praktik sehari-hari. Kebudayaan adalah pengalaman yang dihidupi dalam setiap
bentuk kehidupan itu. Makna dan praktik itu muncul dengan kreativitas manusia
itu sendiri dengan situasi dan kondisi yang telah diwarisinya. Tujuan praktik
kulturual ini tidak selalu bersifat material namun juga bersifat pemaknaan yang
perlu ditafsirkan agar menjadikan suatu keseluruhan cara hidup.
kaya kenal ini blog...
BalasHapus