Langsung ke konten utama

Plagiat Civitas Akademika



PLAGIAT CIVITAS AKADEMIKA
Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pengantar Sosiologi








Nama Kelompok VI :
Ø Fitri Triaskika          4815131286
Ø M. Arif                      4815131308
Ø Rahayu Wilujeng     4815131270
Ø Rizky Adistyawati   4815131313
Ø Setyana Budiarti     4815131303
Ø Teddy Permana       4815131309
Pendidikan Sosiologi 2013
Kelas A






Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas “Plagiat”.
Makalah ini berisikan tentang apa-apa saja yang berkaitan dengan kegiatan plagiat atau lebih khususnya membahas tentang pengertian, factor, dan peran sosial. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang kegiatan plagiat dan para plagiator.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang dapat membangun kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin .

Sabtu, 14 Desember 2013








                                                                                                                i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
1.1  Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2  Rumusan Masalah.......................................................................................... 3
1.3  Tujuan Penelitian............................................................................................ 3
BAB II LANDASAN TEORI.................................................................................. 4
2.1.Teori Tipologi Adaptasi................................................................................. 4
2.2.Teori labeling.................................................................................................. 4
2.3.Plagiarisme menurut ahli dan KBBI.............................................................. 5
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................ 6
3.1  Definisi Plagiat............................................................................................... 6
3.2  Bentuk dan Jenis plagiat................................................................................ 7
3.3  Dampak praktik plagiarism............................................................................ 8
3.4  Faktor penyebab plagiarism dikalangan mahasiswa....................................... 8
3.5  Sanksi bagi plagiator...................................................................................... 9
3.6  Hasil Penelitian.............................................................................................. 10
3.7  Upaya menganggulangi masalah plagiarism................................................... 14
BAB IV PENUTUP
       4.1 Kesimpulan................................................................................................... 15

       4.2 Saran............................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 17
LAMPIRAN.............................................................................................................. 18

                                                                                                               














iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Mahasiswa atau Mahasiswi adalah panggilan untuk orang yang sedang menjalani pendidikan tinggi di sebuah universitas atau perguruan tinggi. Dalam bahasa Inggris, mahasiswa biasa disebut dengan “student”. Di Negara lain mungkin mereka tidak memiliki istilah khusus untuk menyebut mahasiswa layaknya orang Indonesia. Di Indonesia Mahasiswa merupakan golongan yang terhormat karena merupakan generasi penerus yang bisa diandalkan untuk membangun bangsa ini kedepan. Apalagi dari pengertian tersebut, beberapa aktifis menyebutkan mahasiswa sebagai “golongan terpilih” atau “pemuda elite” karena mereka adalah pemuda yang terpelajar. Ini berarti bahwa masyarakat memberi tempat khusus kepada mahasiswa, dan dianggap sebagai pemuda harapan bangsa yang diharapkan menjadi panutan kalangan orang-orang yang tidak berpendidikan secara formal. Artinya, sebagai guru di kalangan masyarakat tertentu.
Sebagai mahasiswa, tentu tugas utamanya adalah belajar. Belajar bisa di dalam kelas, mengerjakan tugas, berdiskusi, dan berbagai hal lain terkait disiplin ilmu yang pelajari. Dalam belajar pun juga harus memiliki etika,tidak boleh sembarangan dalam proses. Etika harus diterapkan dengan benar agar ke depannya kita tidak rugi sendiri.
Disinilah kadang ditemui beberapa mahasiswa yang tidak menggunakan tugas utama mereka dengan benar dan jujur.  Plagiat dalam belajar, yang biasanya ketika mahasiswa diberi tugas dari dosen untuk mengerjakan tugas kuliah seperti membuat karya tulis, makalah, artikel, analisis kasus tertentu dan lainnya. Mungkin mereka berpikir bahwa plagiat atau biasa disebut dengan “copas” (Copy Paste) lebih menghemat waktu dan tidak perlu banyak berpikir harus membuat tugas bermalam-malam atau berhari-hari. Tinggal buka “google.com” search kata kunci tugas yang akan dibuat dan copas. Semua selesai dengan hanya mengganti judul atau menambahkan beberapa kata-kata yang dianggap perlu.
                                                                                    1
Dalam jenjang studi sebelumnya, seorang mahasiswa mungkin diijinkan atau bahkan didorong untuk menggunakan karya orang lain tanpa memberikan pengakuan terhadap karya orang itu. Namun, dalam kebudayaan akademik, ada tradisi untuk menghormati hak pemilikan terhadap gagasan; yaitu bahwa gagasan dianggap sebagai properti intelektual. Karena itu, memberikan pengakuan terhadap gagasan orang lain yang diambil sebagai rujukan oleh mahasiswa adalah sangat penting. Setiap saat mahasiswa menggunakan kata-kata dari penulis lain, mahasiswa harus menghargai penulis itu dengan cara menyebutkan karya yang perkataannya sudah diambil (baik dengan teknik pengutipan formal maupun informal). Bahkan, setiap kali mahasiswa menggunakan ide dari penulis lain, atau melakukan parafrase terhadap gagasan penulis lain, mahasiswa harus menghargai penulis tersebut. Jika tidak, maka mahasiswa dapat dikatakan telah melakukan kejahatan akademik yang serius, yaitu plagiarisme.














                                                                                                            2


1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka beberapa permasalahan dalam penelitian nini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah pengertian plagiat?
2. Apa saja bentuk atau jenis plagiat?
3. Apakah dampak dari melakukan plagiat?
4. Apa faktor penyebab mahasiswa melakukan plagiat dalam pembuatan tugas kuliah?
5. Apakah sanksi yang diberikan bagi plagiator?
6. Bagaimana hasil penelitian melalui metode wawancara tentang plagiat dikampus unj?
7. Apa saja usaha yang paling efektif untuk memberantas praktik plagiat dikalangan mahasiswa?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini:
1.      Untuk mengetahui faktor penyebab mengapa mahasiswa melakukan praktek plagiat.
2.      Untuk mengetahui seperti apa bentuk sanksi yang diberikan kepada mahasiswa yang melakukan plagiat.


                                                                                               

                                                                                                                3
BAB II
LANDASAN TEORI
A.Teori Tipologi Adaptasi
Dengan menggunakan teori ini, Robert K. Merton mencoba menjelaskan penyimpangan melalui struktur sosial. Menurut teori ini, struktur sosial bukan hanya menghasilkan perilaku yang konformis saja, tetapi juga menghasilkan perilaku menyimpang.. Apabila tidak ada kaitan antara tujuan (cita-cita) yang ditetapkan dengan cara untuk mencapainya, maka akan terjadi penyimpangan. Dalam hal ini merton mengemukakan tipologi cara-cara adaptasi terhadap situasi, yaitu 1.Konformitas : merupakan cara adaptasi dimana sang pelaku mengikuti tujuan dan cara yang ditetapkan oleh masyarakat untuk mencapai tujuan tersebut.
2.Inovasi           : menerima tujuan yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang di idamkan masyarakat tetapi menolak norma dan kaidah yang berlaku.
3.Ritualisme    : menerima cara-cara yang diperkenankan secara cultural namun menolak tujuan tujuan kebudayaan atau perilaku yang telah meninggalkan tujuan budaya pada cara yang telah di tetapkan masyarakat.
B. Teori Labelling
Teori ini dikemukakan oleh Edwin M. Lemert . Menurut teori ini, seseorang menjadi penyimpang karena proses labelling yang diberikan masyarakat kepadanya. Maksudnya adalah pemberian julukan atau cap yang biasanya negatif kepada seseorang yang telah melakukan penyimpangan primer (primary deviation ) misalnya pencuri, penipu, pemerkosa, pemabuk, dan sebagainya. Sebagai tanggapan terhadap cap itu, si pelaku penyimpangan kemudian mengidentifikasikan dirinya sebagai penyimpang dan mengulangi lagi penyimpangannya sehingga terjadi dengan penyimpangan sekunder ( secondary deviation) . Alasannya adalah sudah terlanjur basah atau kepalang tanggung
                                                                                    4
C. Plagiarisme menurut ahli dan KBBI
Plagiarisme, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ialah penjiplakan yang melanggar hak cipta, yaitu hak seseorang atas hasil penemuannya yang dilindungi oleh undang-undang. Plagiat adalah pengambilan karangan (pendapat dsb) orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan / pendapat sendiri, misalnya menerbitkan karya tulis orang lain atas nama dirinya sendiri. Orang yang melakukan plagiat disebut plagiator atau penjiplak.
Neville (2010), dalam ‘The Complete Guide to Referencing and Avoiding Plagiarism’ mendefinisikan plagiarisme sebagai tindakan mengambil ide atau tulisan orang lain tanpa menyebutkan rujukan dan diklaim sebagai miliknya. Oleh karena itu, penulisan kutipan dan sumber menjadi indikator utama untuk menentukan seseorang plagiat atau tidak.     












                                                                        5
BAB III
 PEMBAHASAN
3.1  DEFINISI PLAGIAT
Plagiat merupakan perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah orang lain, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai (Permendiknas No 17 tahun 2010, Pasal 1 Ayat 1).Maka secara umum Plagiarisme adalah penjiplakan atau pengambilan karangan, pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri. Plagiat dapat dianggap sebagai tindak pidana karena mencuri hak cipta orang lain. Di dunia pendidikan, pelaku plagiarisme dapat mendapat hukuman berat seperti dikeluarkan dari sekolah/universitas. Pelaku plagiat disebut sebagai plagiator.
Yang digolongkan sebagai plagiarisme:
·         menggunakan tulisan orang lain secara mentah, tanpa memberikan tanda jelas (misalnya dengan menggunakan tanda kutip atau blok alinea yang berbeda) bahwa teks tersebut diambil persis dari tulisan lain
·         mengambil gagasan orang lain tanpa memberikan anotasi yang cukup tentang sumbernya
Dalam buku Bahasa Indonesia: Sebuah Pengantar Penulisan Ilmiah, Felicia Utorodewo dkk. menggolongkan hal-hal berikut sebagai tindakan plagiarisme:
o   Mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri,
o   Mengakui gagasan orang lain sebagai pemikiran sendiri
o   Mengakui temuan orang lain sebagai kepunyaan sendiri
o   Mengakui karya kelompok sebagai kepunyaan atau hasil sendiri,
o   Menyajikan tulisan yang sama dalam kesempatan yang berbeda tanpa menyebutkan asal-usulnya
6
o   Meringkas dan memparafrasekan (mengutip tak langsung) tanpa menyebutkan sumbernya, dan
o   Meringkas dan memparafrasekan dengan menyebut sumbernya, tetapi rangkaian kalimat dan pilihan katanya masih terlalu sama dengan sumbernya.
Hal-hal yang tidak tergolong plagiarisme:
·         menggunakan informasi yang berupa fakta umum.
·         menuliskan kembali (dengan mengubah kalimat atau parafrase) opini orang lain dengan memberikan sumber jelas.
·         mengutip secukupnya tulisan orang lain dengan memberikan tanda batas jelas bagian kutipan dan menuliskan sumbernya.
3.2 BENTUK DAN JENIS PLAGIAT
1) Plagiat langsung (direct plagiarism). Jenis plagiat ini sangat berat. Mengapa? Karena si plagiator mengopi langsung sumber kata demi kata tanpa menunjukkan bahwa itu merupakan hasil kutipan dan sama sekali tidak menyebutkan siapa penulis atau pemilik karya cipta intelektualnya.
2) Meminjam karya dari orang lain. Sering terjadi seseorang meminjam kertas kerja dari sesama teman, kolega, saudara dan orang lain. Lalu menyalinnya begitu saja tanpa sedikit pun coba menambah apalagi memasukkan gagasannya sendiri. Namanya dicantumkan sebagai pembuat, padahal mengambil dari karya orang lain.
3) Tidak jelas atau salah kutip (vague or incorrect citation). Seorang penulis harus menunjukkan di mana ia mulai mengutip sumber luar dan di mana berakhirnya. Kadang kala penulis mengutip sumber hanya sekali, pembaca mengasumsikan bahwa kalimat atau paragraf sebelumnya telah dilakukan parafrasa. Padahal karya itu sebagian besar mengambil gagasan dari satu sumber. Penulis tidak berusaha menunjukkan rujukan dengan jelas. Semestinya, parafrasa dan ringkasan harus dinyatakan dengan tegas dan sejelas-jelasnya pada awal dengan nama penulis, pada akhir dengan referensi kurung. Penulis selalu harus dengan jelas menunjukkan bila parafrasa, ringkasan, atau kutipan dimulai, berakhir, atau terpotong.
                                                              7
3.3  DAMPAK PRAKTIK PLAGIARISME
Plagiarisme yang sudah merasuki jiwa mahasiswa akan memberikan dampak yang sangat buruk bagi dunia pendidikan. Pada dasarnya plagiat itu bisa dikatakan sebuah tindakan pencurian dan penipuan, apabila tindakan tersebut dilakukan oleh seorang pelajar atau mahasiswa maka itu akan menurunkan kualitas pendidikan.
Disamping menurunkan kualitas pendidikan, pandangan baik masyarakat mengenai pendidikan pun akan berubah menjadi buruk. Masyarakat tidak akan percaya lagi dengan dunia pendidikan yang telah banyak melakukan tindakan plagiarisme. Masyarakat akan selalu memandang ke arah yang negatif tentang dunia pendidikan. Bila hal tersebut tidak segara diatasi, maka akan terjadi krisis kepercayaan mengenai dunia pendidikan.
3.4  FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PLAGIARISME DIKALANGAN MAHASISWA
Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa tindakan plagiat ialah pengambilan karangan orang lain dan menjadikannya seolah – olah karangan sendiri. Plagiat seolah-olah sudah menjadi kebiasaan orang. Faktor penyebab dari tindakan plagiat yang terjadi di kalangan mahasiswa antara lain:Kurangnya rasa percaya diri dari mahasiswa itu sendiri dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Mahasiswa yang tidak memiliki rasa percaya diri pada umumnya tidak mau mengerjakan tugasnya sendiri. Mereka lebih percaya dengan hasil pekerjaan orang lain dari pada tugasnya sendiri. Dengan demikian tindakan plagiat seolah-olah menjadi hal yang biasa dilakukan demi menyelesaikan tugas-tugasnya.Karena adanya sifat malas, sifat malas ini merupakan sifat yang banyak dimiliki oleh mahasiswa. Mahasiswa yang malas selalu ingin mencari kemudahan dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Mereka lebih suka melakukan tindakan plagiat dari pada mengerjakan tugasnya sendiri.Penyalahgunaan teknologi, kemajuan teknologi juga bisa menyebabkan praktik plagiat semakin banyak. Dengan hadirnya internet, plagiat semakin mudah dilakukan orang.Sanksi yang kurang tegas, pemberian sanksi  yang tegas kepada seseorang yang melakukan tindakan plagiat merupakan suatu hal yang sangat perlu dilakukan.
                                                                                    8                                                                     
Kurangnya pengetahuan,kurangnya pengetauan menganai tata cara penulisan karya tulis juga bisa menjadi actor penyebab seorang mahasiswa melakukan tindakan plagiat.
3.5 SANKSI BAGI PLAGIATOR
Untuk sanksi bagi plagiator dapat dikenakan sanksi yang ringan sampai kepada sanksi berat.
Sanksi Plagiat Bagi Mahasiswa
1.      Teguraran
2.      Peringatan Tertulis
3.      Penundaan pemberiah sebagian hak mahasiswa
4.      Pembatalan nilai satu atau beberapa mata kuliah yang diperoleh mahasiswa
5.      pemberhentian dengan hormat dari status sebagai mahasiswa
6.      Pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai mahasiswa
7.      Pembatalan ijazah apabila mahasiswa telah lulus dri suatu program
Sanksi Plagiat Bagi Dosen
1.      Teguran
2.      Peringatan tertulis
3.      Penundaan pemberian hak dosen/peneliti/tenaga kependidikan
4.      Penurunan pengkat dan jabatan akademik/fungsional
5.      Pencaubtan hak untuk diusulkan sebagai guru besar/profesor/ahli peneliti urama bagi yang memenuhi syarat
6.      Pemberhentian dengan hormat dari status sebagi dosen/peneliti/tenaga kependidikan
7.      Pemberhentian dengan tidak hormat dari setatus sebagai dosen/peneliti/tenaga kependidikan
8.      Pembatalan Ijazah yang diperoleh dari perguruan tinggi yang bersangkutan.


9
3.6 HASIL PENELITIAN
A.    Hasil Wawancara
Narasumber 1
            Nama               : Anonim
            Status              : Mahasiswa semester 3
1. Tau plagiat nggak?
- Tau, plagiat itu menjiblak karya orang.
2. Jadi pernah melakukan plagiat?
- Pernah dikit
3. Apa anda sering melakukan plagiat dalam tugas kuliah?
- sering, tapi di edit- edit dikit lah biar ga ketahuan.
4. Apa alasan anda melakukan plagiat dalam tugas kuliah?
- karena waktunya yang tidak cukup, ya pada intinya pengen cepat selesai.
5. Menurut anda lebih efisien palgiat atau baca buku?
- enakan plagiat karena mudah dan efisien.
6. Ada nggak manfaat plagiat dalam membuat tugas kuliah?
- ada, kitakan juga baca sebelum di copy paste jadi sama juga baca buku kan.
7. Dimana biasanya cari bahan untuk tugas?
- cari di Google, blog, yahoo answer juga.
8. Anda merasa rugi nggak ketika melakukan plagiat dalam tugas kuliah?
- nggak, karena tugas kita bisa cepat selesai, nggak terlalu banyak mikir dan nggak buang waktu. Yang penting ngerjain tugas.
9. Pernah ketuhuan dosen nggak kalo anda plagiat dalam tugas kuliah?
- kalau saya sih jangan sampai, temen satu kelas sih ada, mungkin dia kurang cerdas editnya
10. Sanksi apa yang diberikan dosen kalau ketahuan sperti itu?
- paling disuruh buat tugas ulang.
11. Mau sampai kapan anda melakukan plagiat?
- sampai mati mungkin.
                                                                                    10
Narasumber 2
Nama               : Rizky
Status              : Mahasiswa semester 5
1.Tahu plagiat nggak?
Tahu, Kegiatan yang mengaku-ngakui karya orang lain
2.Pernah plagiat?
Selama kuliah nggak pernah,hanya mencari referensi saja di internet, tapi SMP dan SMA masih sering plagiat
3.Apa alasan tidak plagiat lagi ?
Dulu kan belum tahu kalau plagiat itu sangat dilarang dan ada aturan undang-undang juga terus juga baru tahu kalau plagiat banyak dampak dan efek buruknya, dampaknya itu kita bisa ketahuan dosen, kuliah capek-capek terus harus gak lulu Cuma gara-gara 1 tugas, terus efek buruknya juga kita jadi kurang mengembangkan potensi dalam diri kita. Intinya lebih banyak kerugiannya.
4.Lebih efisien mana baca buku/ menjiplak karya orang lain?
Lebih efisien menjiplak karya orang lain sih kan lebih praktis tapi menurut saya itu tidak efektif malah merugikan. Kita tidak akan bisa membohongi dosen karena di fakultas dan jurusan saya sudah banyak yang ketahuan.
5.Sanksi apa yang diberikan dosen kalau ketahuan sperti itu?
Suruh  mengulang tugas itu, dapet nilai rendah yang paling parah itu ya mengulang dan ga lulus mata kuliah itu.
6.Ada atau tidak manfaat plagiat?
Ya manfaatnya paling tugas jadi cepet selesai ga perlu banyak mikir ya tapi hasilnya juga nanti ga bagus dan memuaskan. Sesuatu yang baik tidak mudah dan praktis kan.
7.Saran untuk mahasiswa baru yang masih suka plagiat?
Berhentilah melakukan plagiat, cobalah untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri kalian.Jadikanlah Internet itu sebagai referensi aja jangan terlalu bergantung, masa kalian belajar disekolah bertahun-tahun , mengerjakan beberapa lembar aja tidak bisa.


                                                                                    11
Narasumber 3
Nama               : Timin
Status              : Mahasiswa semester 3

1.Tahu plagiat gak?
Tahu, menjiplak dan mengakui karya orang sebagai karya miliknya.
2.Pernah plagiat?
Pernah, sering
3.Apa alasan melakukan plagiat?
Males ngerjain sih,waktu mepet, juga tugasnya itu sulit terus juga sibuk organisasi.
4.Menurut anda lebih efisien palgiat atau baca buku?
Plagiat lah , makalah itu bisa selsai kurang dari 1 jam.
5.Ada nggak manfaat plagiat dalam membuat tugas kuliah?
Selain cepat selesai, nggak perlu pusing-pusing juga.
6. Dimana biasanya cari bahan untuk tugas?
Google
7. Anda merasa rugi nggak ketika melakukan plagiat dalam tugas kuliah?
Ruginya Cuma was-was takut ketahuan aja. Terus kalau presentasi jadi kurang paham sama materinya.
8.Pernah ga ketahuan dosen?
Gaktau deh tapi ada matakuuliah yang nilainya C mungkin waktu tugas ketahuan jiplak itu. Temen juga pernah ada yang ketahuan gara-gara menjiplak dari blog dosen mata kuliahnya.
9.Sanksi apa yang diberikan dosen kalau ketahuan sperti itu?          
Disuruh ngulang terus kalau ketahuan pasti malu
10.Mau sampe kapan melakukan plagiat?
Maunya si Secepatnya mendapat hidayah untuk gak jadi plagiator terus.




                                                                                    12
B.     Kajian atau Kesimpulan
Menurut data dari beberapa narasumber diatas dapat disimpulkan bahwa masih banyak individu yang melakukan penyimpangan sosial dalam bentuk mejiplak dan mengakui hasil karya orang lain sebagai hasil karyanya meskipun tahu bahwa hal tersebut merupakan bentuk dari penyimpangan sosial dan banyak dampak buruk yang ditimbulkan. Faktor utama yang menyebabkan plagiat akademisi menurut narasumber adalah kurangnya keinginan untuk mengembangkan potensi diri dan pengerjaan tugas yang terkesan mendadak
Menurut landasan teori yang kami gunakan, Kegiatan plagiat yang terjadi sesuai dengan teori tipologi adaptasi oleh Robert k merton, karena tidak adanya keterkaitan antara tujuan (hasil) yang ditetapkan dengan cara untuk mencapainya (proses), maka akan terjadi penyimpangan. Plagiat sesuai dengan situasi inovasi yang ada pada teori tersebut. Dimana inovasi merupakan peenerimaan tujuan yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang di idamkan masyarakat tetapi menolak norma dan kaidah yang berlaku. Yang dimaksud dengan inovasi disini adalah, ketika seseorang mencapai atau memperoleh hasil yang memuaskan dan baik sesuai nilai yang ada di dalam masyarakat, namun dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan norma dan kaidah yang berlaku di dalam masyarakat itu sendiri seperti mengaku-ngakui karya orang lain sebagai karyanya.
Sesuai dengan teori tipologi adaptasi Robert k. merton, kegiatan plagiat termasuk dalam situasi inovasi. Dan kegiatan plagiat ini dapat berlangsung menjadi suatu kebiasan bagi pelakunya, factor utamanya adalah sanksi yang kurang tegas serta labeling dari masyarakat. Dalam kasus labeling ini kelompok melandaskan pada teori yang dicetuskan oleh Edwin M. Lemert, yaitu seseorang menjadi penyimpang karena proses labelling yang diberikan masyarakat kepadanya. Maksudnya adalah pemberian julukan yang biasanya negatif kepada seseorang yang telah melakukan penyimpangan primer (primary deviation ). Pelaku penyimpangan kemudian mengidentifikasikan dirinya sebagai penyimpang dan mengulangi lagi penyimpangannya sehingga terjadi dengan penyimpangan sekunder ( secondary deviation).

                                                                                    13
3.7 UPAYA MENANGGULANGI MASALAH PLAGIARISME
Ada berbagai macam cara untuk menanggulangi masalah praktik plagiarisme yang ada di kalangan mahasiswa seperti yang diungkapkan dalam diantaranya adalah sebagai berikut:
  1. Menumbuhkan integritas pada diri mahasiswa sehingga senantiasa bisa menjaga dan membantu diri mahasiswa dari perbuatan copy paste tanpa menyebutkan sumber asal.
  2. Meningkatkan fungsi dan pearanan pembimbing penelitian, karena bagaimana hasil penelitian dari mahasiswa adalah pertaruhan karir dari pembimbing.
  3. Menggunakan software anti plagiarisme, dengan software ini maka tindakan atau praktik-praktik plagiarisme akan terdeteksi











                                                                                    14
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Mahasiswa yang pada dasarnya merupakan subjek atau pelaku di dalam pergerakan pembaharuan atau subjek yang akan menjadi generasi-generasi penerus bangsa dan membangun bangsa dan tanah air ke arah yang lebih baik dituntut untuk memiliki etika. Etika bagi mahasiswa dapat menjadi alat kontrol di dalam melakukan suatu tindakan. Etika dapat menjadi gambaran bagi mahasiswa dalam mengambil suatu keputusan atau dalam melakukan sesuatu yang baik atau yang buruk. Oleh karena itu, makna etika harus lebih dipahami kembali dan diaplikasikan di dalam lingkungan mahasiswa. Copy Paste merupakan sebuah kata yang tidak asing di telinga kalangan mahasiswa. Bagaimana tidak, kegiatan ini sudah lama digeluti bahkan beberapa pihak menganggap bahwa kegiatan ini sebenarnya telah mengakar dikalangan civitas akademis. Sebenarnya Copy paste sendiri ialah merupakan sebuah kegiatan dimana seorang mahasiswa menyalin tugas dari salah seorang temannya. Dalam massa kini banyak mahasiswa yang sering mempraktekkan hal tersebut. Copy Paste sendiri merupakan bagian dari plagiat. Dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen, karya ilmiah, mahasiswa tentu saja membutuhkan beberapa referensi baik dari buku, koran, maupun dari internet. Referensi – referensi ini seharusnya dijadikan sebagai materi pelengkap ataupun sebagai keterangan tambahan yang digunakan untuk memperkuat gagasan yang dibuat oleh mahasiswa. Tetapi entah mengapa, disadari atau tidak mahasiswa seringkali menggunakan refernsi tersebut sebagai isi dari makalahnya tanpa mencantumkan sumber kutipannya. Tindakan inilah yang disebut sebagai plagiat. Istilah plagiat muncul karena adanya usaha pengakuan karya orang menjadi karyanya sendiri (plagiator). Pernyataan ini sesuai dengan pengertian plagiat menurut Kamus Besar BahasaIndonesia. ”Plagiat ialah pengambilan karangan orang lain dan menjadikannya seolah – olah karangan sendiri.Plagiarisme adalah penjiplakan yang melanggar hak cipta.” Senada dengan pengertian plagiat dan plagiarisme yang tertera dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Praktik copy paste di dunia pendidikan merupakan sebuah hal yang akan menodai citra dari dunia pendidikan, hal ini disebabkankarena minimnya pengalaman dari mahasiswa itu sendiri dalam 
                                                                                    15
membuat tugas ,baik itu tugas mandiri maupun tugas terstruktur. Copy Paste atau plagiat merupakan  hal yang sulit untuk diberantas, namun dalam hal ini kegiatan tersebut dapat di tekan dengan berbagai upaya diantaranya dengan pemberian sanksi yang tegas bagi para pelaku copas (istilah copy paste) atau plagiat, dan penanaman minat kepada setiap mahasiswa untuk membaca buku atau sumber-sumber referensi lainnya. Sebagai seorang praktisi akademis ia berharap copas seharusnya dihilangkan, jangan sampai mengakar, khususnya pada mahasiswa yang jabatannya sebagai akademisi.
4.2 SARAN
Dari faktor – faktor yang menyebabkan  plagiat tetap berlangsung di kalangan mahasiswa, hal yang  harus diperhatikan untuk mengurangi plagiat, yaitu:
1. Mempelajari tata cara penulisan karya ilmiah
yang baik dan benar.
2. Tindakan yang tegas bagi para pelaku
 plagiat sehingga membuat jera bagi plagiator.
3. Menanamkan moral pada masing – masing
diri pribadi.
4. Memehami  tujuan mengerjakan tugas
.
Untuk memberantas plagia
tor diperlukan adanya kerjasama yang baik antara masyarakat dan penegak hokum.







                                                                                    16

DAFTAR PUSTAKA

 

 http://www.sunan-ampel.ac.id/ plagiat/

www.manshurzikri.wordpress.com

www.upi.edu/main/file/Panduan%20Pencegahan%20Plagiarisme.pdf

Universitas Jember. 2011. Penulisan Karya Ilmiah, Jember: UPT Penerbit Universitas Jember.

http://erywijaya.wordpress.com/2010/04/16/plagiarisme-dan-solusi-pencegahannya/

http://shindohjourney.wordpress.com/2010/06/13/kebiasaan-copy-paste-di-kalangan-civitas-akademis/

http://trimahendrasosiologi.wordpress.com/2012/09/01/faktor-penyebab-terjadinya-praktik-plagiarisme-di-kalangan-mahasiswa/













                                                                        17


LAMPIRAN
 






















                                                                                                            18

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sosiologi Berparadigma Ganda

Rahayu Wilujeng Pendidikan Sosiologi A/ 2013 Paradigma dalam Sosiologi Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), paradigma diartikan sebagai model atau kerangka berpikir dalam ilmu pengetahuan [1] . Paradigma ini ditentukan dari dua aspek pendukung yakni perspektif intelektual dan perspektif sosial, kedua aspek inilah yang akhirnya membentuk kerangka atau model teoritis dalam kajian ilmiah. Suatu ilmu pengetahuan pada dasarnya selalu memiliki paradigma atau pandangan, namun paradigma tidak diartikan sebagai suatu teori ilmiah atau inti dari pokok pembahasan melainkan pandangan yang berisikan tentang teori-teori ilmiah tersebut. Paradigma bisa didefinisikan oleh suatu pencapaian ilmiah sebagai contoh atau sampel dimana sejumlah kesulitan ilmiah diatur dan dipecahkan dengan menggunakan pelbagai teknik konseptual dan empiris [2] . Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam satu cabang ilmu pengetahuan nampaknya dimungkinkan adanya beberapa paradigma. Paradigma in

Analisis kasus pembunuhan Angeline melalui teori Kontrol Sosial

1. Kasus Kejahatan : Pembunuhan  berencana Derita Terpendam di Balik 'Diam' Angeline [1] Oleh  Dyah Puspita Wisnuwardani on 22 Jun 2015 at 20:17 WIB Liputan6.com, Denpasar - Isak tangis dan emosi pecah dari para guru SDN 12 Kesiman, Sanur, Denpasar, Bali, ketika kantong berwarna oranye dikeluarkan oleh polisi dari sebuah rumah di Jalan Sedap Malam Nomor 26 Denpasar, Rabu 10 Juni 2015.  "Angeline...Angeline," panggil seorang guru wanita dan anak-anak dari sekolah itu sembari menangis sesenggukan menatap kantong jenazah yang membelah kerumunan warga. Di dalam kantong itulah tubuh mungil Angeline, bocah berusia delapan tahun yang sebelumnya dikabarkan hilang sejak Sabtu 16 Mei 2015, terbujur kaku. Tubuhnya kemudian diangkut ke dalam mobil ambulans untuk dibawa ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar, guna keperluan otopsi. "Kami menemukan ada kekerasan pada tubuh korban yang utamanya di daerah wajah dan leher berupa kekerasan tumpul," kat

Essay kreasi literasi di era digital

Restrukturisasi Masyarakat melalui pemanfaatan e-library Oleh : Rahayu Wilujeng Memasuki dekade kedua abad 21, everything is digital. Digitalisasi merambah ke setiap aspek kehidupan manusia, mulai dari kehidupan sehari-hari hingga ke pengelolaan sebuah negara. Begitu juga dengan Indonesia, arus globalisasi menuntut Indonesia untuk berpartisipasi dalam euforia era digital ini. Sebagai negara berkembang, Indonesia diharapkan mampu memanfaatkan teknologi digital untuk mem-boost kemajuan Indonesia lebih dan lebih lagi, terutama dalam dunia pendidikan. Karena sebagai pondasi utama sebuah negara, pendidikan berada dalam posisi yang sangat sentral untuk menentukan masa depan bangsa. Mau dibawa kemana bangsa ini sangat ditentukan oleh bagaimana minat masyarakatnya terhadap baca-tulis. Literasi sebagai jantung pendidikan akan sangat penting dalam mendukung imajinasi dan kreativitas masyarakat. Oleh karena itu, literasi sangat berperan dalam membentuk karakter masyarakat Indonesia. Peningk